Berita Terbaru :
Home » » DONGENG "Dua Bersaudara Hidup Di Suatu Tempat"

DONGENG "Dua Bersaudara Hidup Di Suatu Tempat"

Penulis : Unknown on Selasa, 19 Februari 2013 | 14.20

Yerino Ge Madai/Foto by: dokument
Di suatu daerah memiliki tumbuhan Hewan dan kekayaan alaam yang beragam. Disitulah ada dua orang bersaudara,yang penghuni kekayaan tersebut. Pada suatu hari mereka dua melihat daerah tersebut kelihatannya indah karena cura hujanya berhenti,dan menghakibatkan pengunungan dan perbukitan yangjauh juga mendekati di depan matanya.

Adenya berkata berlahan-lahan kepada kakanya,”kak saya merasa mau ke suatu tenpat yang jauh dari kakak? Dan kakanya menjawab “adik-adik adik-ku apakah ade memikirkan tumbuhan ,hewan dan kekayaan alam yang melimpah inika tidak, disini adalah tanah yang luas tapi tidak ada orang yang merawat, kita dua sendiri. Mungkinkah ade punya maksud membebankan kaka tanah seluas begini? Dan juga Mungkin ade katakana kakak saya hari ini jala-jalan disana sebab cuaca mendukun, brarti kaka menerimanya apa yang ade katakan?.
Tetepi ade punya maksud membebankan tanah seluas ini maka aku tidak menerima apa yang ade katakana kepadaku .


Kemudian ade tunduk dan menangis. Seteleh menangis ade katakan kepada kakaknya, kakak bisakah mengizinkan aku pergi disana beberapa waktu? Kemudian kakanya menjawab”adik-adik adik-ku apa yang ade katakana kepadaku kakak menerimanya,
tetapi dengan catatan adik-adik adik-ku janganlah berbuat yang tidak memungkinkan dan memuaskan kepada kau dan aku di perjalanan. karena itu adalah menghalangi kehidupan kita dua.
Kemudian adenya menyiapkan pralatan lain yang bias memakai di perjalanan diantaranya panah, parang, roko dan pralatan yang lainnya. Kemudian kakaya menyiapkan makanan untuk adiknya sambil menagis.

setelah menyiapkan makanan, kakanya memanggil adiknya untuk isi makanan yang suda disiapkan oleh kakanya dan adenya datang mengisi makanan yang suda siapkan dari kakanya.
Sementara adenya mengisi makananya, kakanya mengingatkan adenya apa yang suda katakana dari rumah. Karena kakanya merasa tidak mampu lelindungi dan merawat sendiri kekayaan alam yang melimpah yang berada di daera itu.
Kemudian adenya tidak menerima apa yang suda dikatakan oleh kakanya maka mereka dua bersalaman dan adenya pergi meninggalkan kakanya ditempat yang seluas tumbuhan hewan yang melimpah ini.

Setelah itu adenya pergi sambil berburu dan kakanya menanam keladi ditepi pagar. Tidak lama kemudian kakanya mendengar, adenya berteriak dari jauh mendegarya, kakak aku sudah menyerahkan nyawaku kepada orang yang tidak dikenal, kakanya merasa mengapa ade berteriak seperti begini karena saya suda katakana sebelum adik pergi meninggalkan aku.
Semalam kemudian kakanya menyiapkan makan dan pralatan yang di butuhkan di perjalanan untuk menyusul adikanya karena kakanya tidak menerima apa yang diteriakan dari jahu oleh adiknya karena adik adalah adikku bukanya adik orang lain.

Besoknya kaka memeluk rumah dan pojok-pojok pagar sambil menagis, karena dia merasa tumbuhan, hewan dan kekayaan alam yang dimiliki daerah itu siapa yang merawat dan mungkin sewaktu-waktu milik orang lain dari situ kakanya memikirka pikiran panjang lebar. Apakah saya pergi atau tidak dari situ kakanya memutuskan sebuah pikiran?, tidak papa saya harus meninggalkan tumbuhan, hewan dan kekayaan alam yang dimilikinya ini dan pergi menyusul adikku.

Karena adikku suda hilang dibawah oleh sebuah angin yang tidak dibayangkan untu mengalangi kehidupan kita dua oleh sebab itu aku memutuskan untuk pergi .
kakanya meninggalkan rumah dan pergi melanjutkan perjalanannya mengikuti adiknya. Setelah dua bukit kemudian kakanya mendengar seekor burung yang bersiul dari diatas pohon demikian “hai….hai…hai pemuda, aku mohon adikmu suda dibunuh oleh orang yang mau merampas tanah yang melimpah harta kekayaan ini maka anda kembali untuk merawat dan memelihara daerahmu sendiri janganlah mengikuti adikmu”
Setelah mendengar kata-kata dari burung, kakanya kembali untuk memelihara kekayaan yang ada di daerah itu,setelah beberapa tahun kemudian pemuda itu meninggal dan merampas harta kekayaanya dari orang yang tak kenal.

Dari donggeng diatas penulis membayangkan mungkin suatu saat papua pun akan terjadi seperti begini, sebap beberapa pengalamn yang terjadi di tanah papua,juga seperti demikian.
Beberapa pengalaman yang terjadi di papua antara lain korban berkepanjangan artinya saya meliha sudut pengorbanan nyawa untuk suku malanesia sebulan harus korban dua atau tiga orang. korban yang terjadi ini bukan korban karna sakit yang menderita terhadap suku ini melainkan korban yang mengakibatkan peluru senapan atau cincang dari parang atau pralatan tajam yang lainnya.pengorbanan suku malanesia ini bukan kita bayangkan dalam satu atau dua tahun, melainkan dalm satu bulan korban seperti begini.

Kenyataan ini semakin hari semakin panas di pulau papua contoh saja pada saat masyarakat mendemokan untuk mengajukan aspirasinya kepada pemerintah daearah setempat,pasti demostrasi ini juga seorang atau lebih dari satu orang akan mengorbankan nyawanya.
Pengalaman-pengalaman yang terjadi ini kininya kita harus sadar bahwa bagaimana solusi untuk menyelesaikan persoalan ini sebab, saya melihat pengorbanan yang terjadi ini mungkin akan terjadi punanya suku malanesia sesuai dengan donggeng di atas.



Penulis : Ye Ge Ma

Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Pemerintahan Masyarakat Desa,”STPMD,APMD” yogya.
Share this article :

Posting Komentar

 
Company Info | Contact Us | Privacy policy | Term of use | Widget | Advertise with Us | Site map
Copyright © 2011. MERAIH MIMPI . All Rights Reserved.
Design Template by MAKEWAPA | Support by MERAIH MIMPI | Powered by Blogger